Traffic Monitor Mikrotik
Traffic Monitor bisa jadi merupakan fitur di Mikrotik yang jarang di gunakan di lapangan, bahkan hampir terlupakan. Traffic monitor ini dapat digunakan untuk memonitoring traffic yang berjalan di sebuah interface pada router. Di dalamnya kita dapat menentukan sebuah nilai ambang batas traffic. Jika traffic sudah mencapai ambang batas yang ditentukan, maka Traffic Monitor dapat mengeksekusi sebuah script. Dengan demikian sebenarnya kita dapat menggunakan fitur ini untuk berbagai kebutuhan, yakni dengan menentukan script apa yang akan dieksekusi.
Contoh Kasus
Sebagai contoh, kita akan coba kolaborasikan traffic monitor ini dengan load balance ECMP, dimana kebutuhannya adalah ketika traffic client dibawah 1M maka interface eth3 (ISP-A) ter-disable, dan ketika traffic client berada diatas 1M maka interface eth3 (ISP-A) akan aktif.
Konfigurasi
Berdasarkan rancangan jaringan di atas, maka konfigurasi pertama yang harus dilakukan adalah LoadBalance ECMP. Dengan load balance ini maka kedua ISP akan aktif, digunakan untuk akses internet. Konfigurasi selengkapnya bisa cek disini
Setelah sukses dengan konfigurasi load balance ECMP-nya, langkah selanjutnya adalah membuat script yang mengacu pada kasus diatas. Buat 2 script, yaitu script untuk mendisable ether3, dan me-enable ether3. Langkah ini dapat dilakukan pada menu System -> Script -> Add
Langkah ketiga yakni mengaktifkan Traffic Monitor di interface yang dibutuhkan, pada kasus ini Traffic Monitor diaktifkan di ether1, yakni ethernet yang menuju ke LAN / Client. Langkah ini dapat dilakukan pada menu Tools -> Traffic Monitor
Berikut keterangan setiap parameter yang digunakan :
- Name = Memberikan nama pada profile rule kita. - Interface = Interface mana yang ingin kita monitor.
- Traffic = Tipe traffic yang ingin di monitor, Received atau Transmitted
- Trigger = Perintah untuk mengeksekusi script, terdapat 3 perintah yaitu:
a. Above = Script akan dijalankan jika traffic data melebihi ambang batas
b. Below = Script akan dijalankan jika traffic data dibawah ambang batas
c. Always = Script selalu dijalankan.
- Threshold = ambang batas traffic, dalam bits per second (bps).
- On Event = untuk memanggil script yang sudah dibuat sebelumnya.
Pengujian
Setelah rule berhasil di tambahkan, maka sekarang tahap pengujian. Pengujian pertama dengan kondisi traffic client tidak terlalu besar. Pada capture berikut traffic pada interface ether1 di bawah 1Mbps, maka ether3 (ISP-A) akan down.
Lalu kita coba melakukan akses di PC Client hingga traffic mencapai / di atas 1Mbps, maka ISP-A atau ether 3 akan ter-enable.
Script yang bisa dijalankan juga tidak hanya script mendisable dan enable sebuah interface, kita bisa buat custom script sesuai dengan kebutuhan di tiap jaringan. Manual mengenai scripting di mikrotik bisa Anda dalami disini : http://wiki.mikrotik.com/wiki/Manual:Scripting
Sumber: www.sahoobi.com